Senin, 19 Februari 2018

Resign!

Seharusnya aku nulis ini 8 week yg lalu tapi karena di dalam hati dan pikiran ku masih ga percaya sama yg aku lakukan ya jadinya baru bisa sekarang aku tulis. Hehehe.. Lebay yaa..

Emang bener aku ga percaya aku bisa melakukanya. Yak! Apaakaah ituuu?.. Yes.. Resign!!! Mengundurkan diri teman temaaan... T_T

Berat pastinya meninggalkan kebiasaan yg telah di lakukan selama 4 tahun, apalagi pekerjaan itu adalah pekerjaan yang awalnya adalah sesuatu yang sangat kita inginkan selama masa nganggur. Aku yakin semuanya pasti mikirnya gitu deh. Aduh sayang banget. Aduh cari kerja kan susah buuu. Yaelah jaman now gaji segitu susah susah gampang di cari. Kerja ga keringetan, ga kotor baju, tinggal duduk manis depan layar ajaloh sissss... Dan bla bla blaaa lainya yang bikin galau selama proses memilih antara karir atau family.

Karir atau keluarga? Pilihan yang susah tentunya. Oleh karena itu aku sangaaaat sangaaat respect sama wanita karir yang bisa me-managed pekerjaan dan kehidupan pribadinya secara balance. Dan tentunya aku tahu diri. Aku akui secara gentle. Aku tidak bisa seperti mereka.

Kok gitu sih tania? Jangan kalah dong sebelum berperang!.. Fyi, gue udah coba selama 3 bulan jadi ibu ibu yg berkarir. Dan hasilnya adalah... Okelah kayaknya ga usah ya aku jelasin disini, karena bakal panjang kali lebar ntar ga selesei ini thread. Yang jelas, banyak sekali pertimbangan di masa masa 3 bulan itu. Banyak kejadian yg membuat aku akhirnya memilih mengalah demi anak dan suamiku.

Huuuhhuuu me-nga-lah...  Mungkin karena ini ya aku bisa menikah sama suamiku, mengalah dalam kamus hidup ku semasa single mah gak ada! Big no buat mengalah. Ya tau ajalah gimana wanita. Dari sini aku merasa memang benar Allah hadirkan lelaki soleh -amiin-yang tidak hanya bisa mengingatkan aku di waktu salah tetapi juga bisa membuat aku bisa mengakui kesalahan dan berjalan di belakangnya menuju arah yang benar. Ugghhh! Jadi melow kaaan... Bener bener kekalahan yang sangat indah dan keromantisan yang mana lagi yang engkau dustakan di saat sudah halal dan sah sebagai suami dan isteri. Hehehe yg belom nikah aku doakan cepat menikah yaa.. Enak banget loo.. Hihihii...

Okey. Disini aku dalam posisi yg tidak pro ataupun kontra mengenai ibu yg bekerja. Setiap orang berhak menilai dan setiap orang juga punya hak untuk memilih yang mana yg terbaik untuk keluarganya. Daaann satu yg perlu di ingat setiap keluarga punya kondisi yg berbeda beda yaa.. Jadi ga baik membanding bandingkan keluarga yg satu dgn keluarga yg lainya apalagi langsung men-judge ini itu ini itu, padahal loo kenal aja enggak.. Nooo.. Jangaaan.. No..no..noo... Kita ga pernah tau rasanya jadi orang lain kaaan?

Begitu juga aku. Ngga pernah tau sebelumnya rasanya jadi orang tua seperti apa. Hingga saatnya sekarang aku sudah menjadi seorang ibu.

Dan kini setelah tau bagaimana itu hamil dan melahirkan. Hingga tau rasanya ngeliat anak nangis keluar air matanya agak banyak aja udah hati ini kayak ke iris iris. Sorry klo ini emg agak lebay. Tapi aku yakin bagi kalian yg baca yg udh jadi ibu pasti tau rasanya. Setiap orang tua pasti akan mencoba memberikan yang terbaik bagi buah hatinya. Begitu juga aku, suamiku dan juga pastinya ibu bapak ku.

Di saat di hadapkan di antara pilihan resign atau enggak. Yang ada di pikiranku pertama kali adalah kedua orang tuaku. Bagaimana tidak. Dengan doa merekalah aku bisa di posisi saat ini sekarang. Jelas ada rasa bangga dari orang tua di saat anak gadisnya bisa mandiri dan bekerja dgn seragam yang bagus, rapi, cantik dan wangi. Hehe maap narsis dikit. Dan apalagi title pegawai tetap baru aja aku sandang kurang lebih 3 bulan karena sebelumya aku adalah pegawai kontrak selama kurleb 4 tahun. Otomatis dgn gaji yang pastinya rate nya lebih tinggi dari sebelumnya. Tentu aku merasa ada harapan harapan dari kedua orang tuaku, meskipun itu tidak terucap.

Rasanya masih sangat kurang aku membahagiakan mereka. Dan aku sadar tidak akan bisa merasa puas membahagiakan mereka. Karena setetes air susu ibuku pun aku tidak akan bisa membalas kebaikanya. Sekarang yang hanya bisa aku lakukan adalah terus berdoa untuk mereka. Semoga benar. Mungkin selama ini doaku sudah di kabulkan Allah dengan hadirnya menantu mereka yg bisa membuat mereka tenang dimasa tuanya. -Amiin- yang insyaAllah bisa bersama sama aku nantinya memberikan surga bagi kedua orang tuaku.

Maafkan anak mu pak bu. Tidak mendengarkan apa mau bapak dan ibu. Kini aku tidak lagi jadi gadis sulungmu. Karena sekarang surga itu ada di telapak kaki suami ku. Selama itu benar menurut ajaran islam, aku akan berusaha menjadi istri yang taat kepada suami. Semoga bapak dan ibu meridhoi jalan ini. Doakanlah selalu untuk bisa istiqomah. Aku slalu berdoa kepada Allah semoga kelak di akhirat bisa membawa ibu dan bapak masuk surga dari pintu mana saja. Seperti janjinya Allah SWT untuk istri yang soleha. Amiin yaa Rabbal alamiin....

Yang jelas semoga itu engga ada maksud mau riya' apa gimana. Emang itu pyur bener bener dari dalam logika dan dalam hati aku.. Yaaa akhir kata semoga ada hikmahnya yg bisa di petik.. Biar bisa jadi amal jariyah buat aku kelak. Dan afwan ya jika ada kesalahan, emang manusia tempatnya salah dan dosa. Sebenernya masih banyak yg pengen di tulis tapi ya karena udah emak emak yg harus ini dan itu di rumah. Hoho.. Semoga yg sedikit ini bisa menginspirasi. Hehehhee amiin yRA...

Selasa, 07 November 2017

Teruntuk anak ibu tercinta

Teruntuk anak ibu tercinta.
nak, kelak kamu baca ini.
mungkin situasi kita udah berbeda jauh. Mungkin ibu uda 24 jam bersama kamu.
Mungkin semua pekerjaan dan usaha yg ibu lakukan sudah tinggal ibu petik hasilnya.
.
Mungkin.
.
Tapi, kalo kamu baca ini, ibu cuman pengen bilang, maafin ibu mu ini ya nak.
.
Maaf karena sekarang ibu ga bisa memberikan kamu waktu ibu sepenuhnya,
tenaga ibu sepenuhnya, bahkan maaf, karena ibu bahkan ga bisa menggendong kamu sesukanya.
.
Ibu harus bekerja, selain untuk kamu, ibu harus bekerja untuk diri ibu sendiri. Ibu harus jadi orang yang selain bisa jadi kebanggaan kamu, bisa jadi kebanggaan bapak, nenek, uti, eyang, kakung dan bisa jadi kebanggaan orang sekitar, dan yang paling penting, bisa jadi kebanggaan bagi ibu sendiri.
.
Banyak banget ibu2 lain yang mengorbankan hal ini untuk anaknya, tapi bukan ibu. bukan. Ibu yakin, situasi tiap rumah tangga berbeda-beda. Kamupun nanti harus paham situasi keluarga teman kamu berbeda-beda.
.
Membandingkan keluargamu dan keluarga temanmu adalah hal yang tidak bijak, karena apa yang nanti akan kamu lihat, belum tentu apa yang mereka rasakan.
.
Ibu amat sangat berharap kamu nanti akan mengerti. Tidak apa. Nanti saja.
.
#bugitsunotes

Rabu, 30 Agustus 2017

Selamat bertambah usia imamku ❤

Aku dan kau adalah dua orang yang saling jatuh cinta. Sepakat menjalani hubungan cinta, kita berdua yakin bahwa kisah ini kelak akan berujung bahagia dan indah pada akhirnya.

Sejak awal kita pacaran hingga menjalani kebersamaan selama berbulan-bulan, kesungguhan untuk mempersuntingku selalu saja kau utarakan. Katamu,

“Aku tak berharap hubungan yang sementara. Aku mau kau jadi pendamping hidupku untuk selamanya.”

Hati wanita mana yang tak tersentuh mendengarnya. Tatapanmu yang meyakinkan dan semua kebaikan yang selama ini kau tunjukkan, membuatku tak habis-habis mengucap syukur pada Tuhan untuk sebuah pertemuan yang dahulu pernah Ia takdirkan.

Kau adalah harapan yang menemukan jawaban. Aku bersyukur karena doa-doa yang dipanjatkan siang malam akhirnya dikabulkan Tuhan.

akhirnya aku menemukanmu sebagai pendampingku yang sah.

Saat masih berpacaran denganmu, sering gundah datang dalam hati. Rindu ingin bertemu tapi tak bisa begitu saja memelukmu. Ketika ibu membuatkan hidangan ringan untuk ayah, aku pun berharap bisa melakukan hal yang sama untukmu.

Akhirnya, Tuhan mendengar harapku. Segala keinginan sederhana tentang kita kini bisa menjadi nyata. Aku dan kau tinggal satu atap bersama. Makan di meja yang sama, bahkan tidur satu ranjang berdua.

Bagiku, menikah denganmu seperti sedang bermimpi. Memilikimu yang kini mendampingi hari-hari, jadi salah satu yang tak henti-henti aku syukuri.

Ketulusanmu memang bukan sekadar kata-kata. Layaknya suami siaga, kau selalu berusaha memberikan segala yang terbaik yang kau bisa. suami yang bertanggungjawab dan menjadi teladanku.

Saat kata “sah” dari penghulu terucap, aku bahagia melihat raut wajahmu yang seketika lega. Mimik tegang saat mengucap akad nikah itu sekelebat berganti wajah bahagia. Aku pun merasakan yang sama, Sayang. Kita memang sama-sama menanti hari dimana semua proses pacaran ini bermuara.

Meski segalanya telah kau persiapkan dengan baik sebagai upayamu memantaskan diri, aku menyadari jika banyak hal yang harus kau tanggung kelak. Perkara memenuhi kebutuhan rumah tangga, menjadi pemimpin keluarga, dan contoh baik bagi anak-anakmu setelah kelak mereka terlahir ke dunia.

Tapi aku bersyukur kau bukan orang yang mudah menyerah. Kau bukan orang yang mudah mengeluh untuk melakukan semuanya demi kita. Tak henti aku berdoa, agar kau tetap kuat menjalani tugasmu sebagai kepala keluarga.

Tak sekadar perkara dunia yang jadi perhatianmu. Kau pun terus memperbaiki diri demi jadi imam terbaik bagi istri dan anak-anakmu.

mengerjakan kewajiban bersama-sama terasa lebih ringan.
Tak hanya dunia yang kau kejar, target surga bahkan tak kalah kau perjuangkan. Sebagai suami, kau juga ingin menuntaskan niatanmu untuk bisa menjadi imam yang baik untukku dan keluarga kecil kita.

Bagaimana bisa aku tak mengucap syukur atas nikmat tak terkira yang Tuhan berikan. Saat kau membuka kedua matamu di pagi hari, dalam hati aku berkata:

“Terima kasih Tuhan untuk pendamping hidup yang kau titipkan. Lindungi dirinya agar dia bisa selalu membimbingku pada kebaikan.”

Kau adalah sosok laki-laki baik yang mampu menjaga prinsipmu. Selain mencukupkan segala yang keluargamu butuhkan, perkara kehidupan setelah mati juga terus kau perjuangkan. Aku pun hanya bisa berdoa, semoga Tuhan memberikan ganjaran yang tak berbatas untukmu, Sayang.

Suamiku, terima kasih untuk cinta dan kasih sayang yang kau beri. Harapanku semoga kita bisa bersama hingga maut memisahkan nanti.

terimakasih atas segala yang telah kau beri untuk keluarga kita.
Terima kasih telah bersedia menjadi pelengkap dalam hidupku. Menutupi segala kekuranganku dengan segala kelebihanmu. Terima kasih telah membuatku merasa menjadi wanita yang paling beruntung di dunia. Kau yang tak banyak menuntut dan mau menerima segala kekurangan yang kupunya.

Sayang, mungkin kau tak pernah tahu bahwa di setiap sembahyangku selalu ada namamu yang kusebut.

Selamat bertambah usia imamku.
Doaku semoga kau selalu sehat dan bahagia. Semoga kau diberi umur panjang agar bisa terus mendampingiku. Dan semoga aku selalu merasakan bahagia yang sama saat bersamamu.

Dari aku, istri yang bersyukur bisa jadi pendampingmu.

Kamis, 24 Agustus 2017

Kick terus nak!

Makin deket ketemu kamu kok makin ndak bisa bobo ya ibu?

Mungkin di ajarin dulu begadang biar besok besok waktu ada kamu ga kaget klo musti bangun berkali kali ngasih asi.

Btw,
Maaf ya nak.
Ibu kayaknya belom bisa maksimal jadi ibu. Masih sering lupa minum susu sama vitamin. Kadang masih curi curi waktu bobo pagi sampe siang karena malemnya ga bisa bobo.

Dalam semua keterbatasan yang ibu punya. ibu cuma andalin doa sama naluri seorang ibu.
Ibu yakin Allah akan mengajarkan kita berdua untuk bisa survive sampai waktu kelahiranmu tiba.

Dan nggak terasa ya nak udah 9 bulan aja kamu di perut ibu. Tetep lincah nendangnya ya jagoanku. Yang pinter ya nak nyari jalan keluarnya nanti. Bantu ibu ya nak buat ketemu sama kamu.

Sekarang biarin ibu sejenak menikmati gerakan gerakan kamu di dalem perut yang pasti bakal ibu kangenin di saat kamu sudah mulai ngerengek rengek minta ini itu.

Surga yang di rindukan

Banyak banget akhir akhir ini berita tentang poligami.
Kata kamu itu akibat film surga yang tak di rindukan.

Surga yang tak di rindukan.

Kok bisa ada surga yang tak di rindukan?
Setiap manusia yang hidup di dunia sewajarnya pasti merindukan surga.
Ya iya dongs siapa coba yang merindukan neraka. -_-

Istrimu itu memang ga pinter pinter amat soal agama.
Tapi juga ga bego bego amat.

se enggak enggak nya istrimu tau sesuatu hal.

Dulu surga itu ada di telapak kaki ibunya.

Hingga kemudian.

Di iringi tangisan ridho kedua orang tuanya yang mendidiknya dari kecil dari ga tau apa apa sampai punya cita cita jadi ibu dan istri yang baik buat anak anaknya dan suaminya kelak. dan dengan banyaknya memori yang telah kalian berdua lalui. perih dan tawa yang nggak bisa di ungkapin kalo sekedar pake kata kata.

Hingga akhirnya.

sekarang surga itu ada di telapak kaki mu.

Banyak jalan menuju surga.
Bisa saja meraihnya dengan berpoligami.
Dan tentu.
Bisa saja dengan membahagiakan dirimu dengan satu istri.

Para suami yang bijak.
Hayo coba tebak yang mana surga yang istri cantikmu rindukan?

Rabu, 23 Agustus 2017

Tangisan kebahagiaan

Anakku sayang...

Sebentar lagi kamu akan lahir di dunia ini.
Banyak yang percaya kenapa bayi menangis di saat ia di lahirkan itu karena takut sama kehidupan dunia yang kejam.

Menangislah sepuasmu nak.
Nanti ibu nggak bakal ngelarang kamu menangis.

Jangan takut anakku.
Ibu dan bapak yang sudah hidup di 25 tahun di dunia ini saja, masih bisa menangis menyambut kehadiranmu.

Tenanglah anakku.
Dulu ibu sana bapak juga seperti kamu.
Namun seiring berjalanya waktu.
Ibu sama bapak jadi tau.
Dunia nggak sekejam yang di bayangkan.
Ibu dan bapak di temani 4 orang malaikat yang juga menyambutmu dengan tangisan.
Kamu nanti bisa panggil mereka dengan sebutan kakung, uti, nenek, dan kakek.

Kami semua mencintamu ❤

Berjuanglah nak!

Nak nanti klo udah gede kamu mirip bapakmu aja yah.

Banyak yang ibu pelajari dari bapak selama ini.

Dari banyak laki laki yang kesem sem sama ibu. Cuma bapak yang bisa naklukin hati ibu nak. Hebat kan bapak mu.

Nanti klo kamu sudah gede kamu bakal tau rasanya berjuang. Nggak usah jauh jauh belajar tentang itu. Tiap hari bapakmu berjuang cari nafkah yang halal buat kita.

Liat itu baju kerja bapakmu tiap pulang kerja pasti banyak lumpurnya dan bau oli. Bisa bayangkan kan gimana kerja kerasnya bapak selama ini.

So sweet nya bapak mu nak. Tiap ibu mau cuciin baju kerja nya pasti ndak di bolehin. Bapak ndak tega ibu kecapekan nyuci baju yang kotor dan bau. Selain itu bapakmu tau klo ibu yang nyuci pasti ga sebersih bapak hehehe.

Ibu akan slalu ngingetin kamu tentang ini nak. Karena kamu adalah seorang lelaki. Di kehidupanmu nanti pasti kamu temui banyak rintangan. Setiap anak di lahirkan dengan takdir yang berbeda beda status sosialnya.

Tetaplah selalu bersyukur dengan cara selalu berjuang untuk sesuatu yang kamu anggap benar. Mulailah belajar berjuang untuk dirimu sendiri. Sebelum nanti kamu akan berjuang demi sesuatu yang lebih penting dari dirimu sendiri. Yaitu cinta. Keluarga.